Pembersihan hati sebagai salah satu upaya pendekatan diri kepada Allah SWT

Assalamualaikum Wr. Wb.

Dalam usaha manusia mendekatkan diri (Taqarrub) kepada Sang Pencipta yaitu Allah SWT telah banyak cara yang ditempuh, seperti berdzikir, shalat sunnah disamping shalat wajib, puasa sunnah dan masih banyak lainnya.

Usaha-usaha tersebut tentu akan menjadi sangat lebih baik apabila dilakukan dengan niat yang lurus karena Allah, ikhlas dan tentunya disertai oleh hati yang bersih. Salah satu penyair Persi berkata: " Apakah faedahnya meletakkan muka dan dahi diatas tanah, sedangkan hati penuh dengan kemusyrikan? Apakah faedah dari membersihkan pakaian selagi badan tetap kotor?…" Dari syair diatas tentulah kita dapat memahami bahwa dengan hati yang bersih, hati yang tidak tercemar oleh akhlaq yang tidak disukai Allah kita dapat melakukan pendekatan kepada Allah SWT dengan lebih baik, karena dengan demikian ibadah dapat dilakukan dengan penuh ikhlas lillahi ta'ala.

Adapun hal-hal yang dapat mencemari hati adalah:

1. Perihal suka makan

Sifat ini merupaka sifat induk, karena perut merupakan sumber syahwat. Dengan sifat suka makan maka timbul sifat.-sifat yang tidak disukai Allah SWT seperti: - malas, karena dengan perut yang kenyang orang akan merasa lelah untuk melakukan sesuatu - egois disebabkan tidak memikirkan perut orang lain, karena yang dipikirkan hanyalah kepentingan perutnya sendiri - nafsu senang harta, karena untuk memenuhi laparnya diperlukan harta untuk membeli kebutuhannya - Tamak

Oleh karena itu banyak hadis-hadis yang menyatakan bahwa faedah dari lapar sangat besar, antara lain:

"Tiada sesuatu amal yang lebih baik dicintai oleh Allah Ta'ala daripada lapar dan dahaga"

"Semulia-mulia kalian disisi Allah Ta'ala ialah orang yang paling lama daripada kalian lapar dan berfikirnya. Dan orang yang dibenci oleh Allah Ta'ala dari kalian ialah tukang makan, tukang minum dan penidur."

Dari hadis-hadis diatas dapat kita lihat betapa besar faedah yang kita raih dengan lapar itu. Adapun faedah-faedah pokok dari lapar antara lain:

1. Kejernihan hati dan terangnya pandangan hati Sesungguhnya kenyang itu memberi pengaruh kepada kebodohan dan membutakan hati. Nabi saw. Bersabda: "Barangsiapa yang melaparkan perutnya, makan akan menjadi besar pemikirannya dan menjadi cerdas hatinya. Tidak perlu diragukan lagi bahwasanya kunci kebahagiaan adalah ma'rifat. Sedangkan ma'rifat itu tidak akan dapat diperoleh kecuali dengan kejernihan hati. Karenanya lapat itu adalah berarti mengetuk pintu surga"

2. Kerendahan nafsu. Apabila nafsu berhasil dikalahkan, maka setidaknya seseorang dapat mengatasi nafsu "keinginan untuk makan" itu tadi dan dapat berkembang untuk mengatasi nafsu-nafsu lainnya yang dibenci oleh Allah SWT.

3. Lapar merupakan salah satu ujian kita untuk menahan nafsu, sedangkan ujian-ujian itu sesungguhnya pintu-pintu surga. Apabila ujian demi ujian dari Allah SWT dapat teratasi, Insya Allah kita tidak lagi hanya mengetuk pintu surga, mungkin sudah memegang gagang pintu surga

4. Ringan badan untuk beribadah dan mencegah tidur yang disebabkan oleh kenyangnya perut sehingga keinginan untuk beribadah terhambat

2. Perihal berbicara

Suka berbicara merupakan salah satu hal yang dapat mencemarkan hati, karena sifat ini dapat menimbulkan fitnah, ghibah (mengumpat), berbohong dan lain lain. Sesungguhnya setiap pekerjaan dari tiap anggota badan memberikan "bekas" kepada hati. Dalam hal ini teristimewa mulutlah yang lebih banyak memberi perngaruh, karena setiap kata yang diucapkan oleh mulut akan membentuk "gambar" dalam hati. Apabila mulut itu berdusta, maka terbentuklah didalam hati gambar dusta itu. Semakin banyak hal-hal buruk yang dikeluarkan lewat mulut, semakin banyak gambar buruk yang tersimpan dalam hati sehingga hati menjadi tidak lagi jernih Adapun hadis yang berhubungan dengan sifat ini ialah:

"Sesungguhnya sebagian banyak dari kesalahan-kesalahan anak Adam itu terletak didalam lisannya"

"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata atau diam"

3. Perihal marah

Dalam menempuh hidupnya didunia manusia selalu diuji oleh Allah SWT untuk mengetahui sejauh mana keimanan seseorang. Di dalam ujian ini kadang ada orang yang tak dapat menguasai nafsunya sehingga dia marah. Bahkan tak jarang apabila seseorang marah ia akan mengumpat dan mengeluarkan kata-kata yang tidak baik sehingga dapat mencemari hati.

Dalil-dalil yang berhubungan dengan marah adalah sebagai berikut:

"Tiadalah sama sekali seseorang marah, kecuali ia telah pergi ketepi neraka jahannam"

4. Perihal senang akan dunia

Sifat senang akan dunia merupakan pangkal dari segala kesalahan. Manusia hidup di dunia ini hanyalah untuk sementara, sedangkan kehidupan yang kekal adalah kehidupan di akhirat nanti. Berhubungan dengan hal ini Allah SWT berfirman dalam Al Qur'anul kariim:

" Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. 57:20)

Seperti yang disebut di dalam ayat diatas bahwa dunia tak lain hanya kesenangan yang menipu, dimana didalamnya erdapat penyakit-penyakit yang mencelakakan seperti: menggerutu, takabbur, hasud (dengki), pamer, kemunafikan, bermegah-megahan dan yang lainnya. Bagi orang yang terlupakan oleh manisnya dunia, tentunya terlupakan olehnya kesempatan untuk mendekatkan dirinya kepada Allah SWT karena sibuk untuk melaksanakan kepentingan dunianya. Semakin lama ia terlalaikan oleh kepentingan dunianya, semakin gelaplah hatinya. Lain halnya dengan orang yang beriman, dimana ia memandang dunia merupakan tempat baginya untuk mengumpulkan amal, untuk melakukan kebaikan dan menjalankan tugasnya sebagai khilafah di muka bumi ini, sebagaimana hadis Nabi SAW:

" Sesungguhnya dunia ini manis dan hijau dan sesungguhnya Allah menjadikan kamu semua sebagai khilafah (penghuni) disitu, maka akan diperiksalah bagaimana kamu semua beramal"

Dalam hidup kita sebagai manusia di dunia ini, sudah selayaknya kita menggunakan waktu kita yang hanya sebentar ini untuk berbuat amal yang sebanyak-banyaknya untuk bekal kita nanti di akhirat.

5. Perihal Riya

Riya (pamer) merupakan sifat yang diharamkan dan sangat dimurkai oleh Alla ta'ala. Sesuai dengan Firman Allah SWT:

" Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan (menolong dengan) barang berguna" (Q.S. Al Ma'un: 4-7)

dan sabda Rasulullah SAW:

" Sungguh apa yang lebih saya takutkan dari hal yang aku takutkan atasmu ialah sirik yang kecil. Ditanyakan: "Apakah itu?" Beliau bersabda: "Riya! Allah Azza wa Jalla akan berfirman dihari kiamat tatkala Allah memberi balasan kepada para hamba akan amal-amal mereka: "Pergilah kepada orang-orang yang kau pameri! Adakah engkau semua mendapaktkan balasan disisi mereka?"

Alangkah pahitnya bagi orang-orang yang melakukan riya, dimana di hari kiamat nanti manusia mengharapkan untuk berjumpa dengan Tuhannya tetapi mereka (orang yang melakukan riya) disuruh untuk pergi ke orang yang dipameri untuk mengharapkan balasan atas perbuatan riya mereka, Naudzubillahi min Dzalik.

Sebagai umat muslim yang ta'at dan menjalankan 'amar ma'ruf nahi munkar', marilah kita dalam kehidupan sehari-hari menjauhkan diri dari perbuatan yang dapat mencemari hati sehingga dapat membuat garis pemisah antara kita sebagai makhluq dengan Allah Azza wa Jalla sebagai khaliq dan marilah kita saling nasihat-menasihati antar sesama muslim agar kita tetap berada dalam tali Allah SWT. Amiiin

Penulis mohon maaf apabila ada kesalahanpahaman dan kekeliruan. Hanya Allah-lah yang Maha benar.

Wassalamualaikum Wr. Wb.